Gunung Inerie NTT, Tempat Keren Buat Kamu yang Suka Tantangan
Gunung Inerie NTT tepatnya di daratan Flores di atas permukaan laut, adalah gunung berbentuk kerucut simetris yang memesona dan sekaligus menantang.
Di timur Indonesia, tepatnya di daratan Flores, Nusa Tenggara Timur, berdiri sebuah mahakarya alam yang menyimpan magnet kuat bagi para pencinta petualangan ekstrem.
Tidak berlebihan jika menyebut Inerie sebagai “permata tersembunyi” yang tak sekadar menyuguhkan keindahan. Tetapi juga memanggil mereka yang berjiwa tangguh dan haus akan ujian alam.
Bentuk Kerucut Sempurna yang Menghipnotis
Dari kejauhan, Gunung Inerie tampak begitu dominan dengan siluet kerucut yang nyaris sempurna. Gunung ini berdiri gagah di antara lanskap Flores yang berbukit dan hijau. Keelokan bentuknya mengingatkan pada gunung-gunung ikonik seperti Fuji di Jepang atau Mayon di Filipina, namun Inerie tetap memiliki ciri khas yang tak tertandingi.
Kontur tanah yang gersang di lereng-lerengnya berpadu dengan vegetasi khas dataran tinggi, menghadirkan panorama yang liar sekaligus eksotis.
Gunung Inerie terletak di Kabupaten Ngada dan tidak jauh dari kota Bajawa. Sebuah kota kecil yang dikenal sebagai pusat kebudayaan masyarakat adat Flores. Dari Bajawa, gunung ini bisa terlihat dengan sangat jelas, seolah menjadi penjaga setia bagi wilayah sekitarnya.
Tidak heran jika penduduk lokal menyematkan nilai-nilai spiritual dan simbolik pada gunung ini.
Support Timnas Indonesia di Piala Dunia dengan cara nonton gratis melalui Aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Daya Tarik Utama Gunung Inerie
Mendaki Gunung Inerie bukanlah perkara sederhana. Trek yang menantang, medan yang curam, serta cuaca yang tak menentu menjadi tantangan utama yang harus dihadapi para pendaki.
Meski rute pendakian relatif pendek dibandingkan dengan gunung-gunung lain di Indonesia, jalur yang menanjak tajam sejak awal membuatnya terasa dua kali lebih melelahkan.
Pendakian biasanya dimulai dari Desa Watumeze, yang terletak di kaki gunung. Para pendaki umumnya memulai perjalanan dini hari, sekitar pukul dua atau tiga pagi, dengan tujuan untuk menyaksikan matahari terbit dari puncak.
Namun jangan salah, meski hanya membutuhkan waktu sekitar 3–5 jam untuk mencapai puncak, jalur yang sempit dan penuh kerikil bisa menjadi ujian mental dan fisik yang berat.
Bagian akhir dari pendakian adalah yang paling menantang. Di sini, lereng berubah menjadi medan berbatu dan pasir vulkanik yang longgar. Langkah demi langkah terasa seperti dua kali lebih sulit karena mudah tergelincir. Tidak jarang pendaki harus menggunakan tangan untuk merangkak di bagian terakhir menuju puncak.
Namun, semua lelah dan peluh itu seolah lenyap ketika sampai di atas. Dari puncak Inerie, mata akan dimanjakan oleh panorama spektakuler garis pantai selatan Flores yang jauh di bawah sana, awan-awan tipis yang mengalir perlahan di bawah kaki, dan siluet pegunungan lain yang membentang di kejauhan.
Baca Juga: Pesona Alam Bukit Sylvia yang Wajib Dikunjungi Saat ke NTT
Lebih Dari Sekadar Gunung
Keindahan Gunung Inerie tidak dapat dipisahkan dari kearifan budaya masyarakat lokal yang hidup di sekitarnya. Gunung ini memiliki tempat istimewa dalam mitologi dan sistem kepercayaan masyarakat Ngada. Bagi sebagian besar warga setempat, Inerie bukan hanya sekadar gunung, melainkan juga “leluhur agung” yang harus dihormati.
Di kaki gunung, tersebar desa-desa adat seperti Bena dan Gurusina yang menyimpan kekayaan budaya khas Flores. Rumah-rumah tradisional dengan arsitektur unik, patung-patung nenek moyang (ngadhu dan bhaga), serta upacara adat yang masih lestari.
Menjadi pelengkap sempurna bagi siapa pun yang ingin memahami bahwa pendakian ke Inerie bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga spiritual.
Pendaki yang bijak akan memahami bahwa mendaki Gunung Inerie berarti memasuki wilayah yang dijaga dengan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, menghormati adat dan menjaga kelestarian lingkungan merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman pendakian itu sendiri.
Waktu Terbaik dan Hal yang Perlu Disiapkan
Musim kemarau yang berlangsung antara bulan Mei hingga September adalah waktu yang paling ideal untuk mendaki Gunung Inerie. Cuaca cenderung cerah dan kondisi jalur pendakian lebih bersahabat. Di luar bulan-bulan tersebut, curah hujan yang tinggi akan membuat trek menjadi licin dan berbahaya.
Mengingat medan yang menantang, persiapan fisik dan mental sangat disarankan. Pendaki juga harus membawa perlengkapan yang memadai seperti sepatu gunung yang memiliki grip kuat, senter kepala, sarung tangan, serta pakaian hangat karena suhu di puncak bisa sangat dingin.
Air minum dan makanan ringan yang cukup juga penting, mengingat tidak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian.
Yang tak kalah penting adalah membawa kembali semua sampah dan menjaga kebersihan sepanjang pendakian. Gunung Inerie masih relatif alami, dan sudah semestinya pendaki berkontribusi untuk menjaga kelestariannya.
- Gambar Pertama dari www.victorynews.id
- Gambar Kedua dari mawatu.co.id