Tapa Kolo, Nasi Bambu Dengan Aroma Bakar Khas NTT

bagikan

kolo-makanan-khas-NTT

Kolo adalah sebutan untuk hidangan nasi bakar di Nusa Tenggara Timur. Kolo biasanya dimasak di dalam bambu yang kemudian ditaruh di atas bara api untuk dibakar. Makanan khas NTT ini juga biasa disebut dengan nasi bambu ataupun nasi bakar.

Dijadikan Menu Andalan Di Acara

Menurut kebiasaan NTT, Tapa Kolo sering dihidangkan pada acara-acara adat. Karena Kolo merupakan menu utama yang cocok untuk disantap bersama dengan lauk apa saja seperti daging ayam hingga daging babi. Nasi bakar ini disuguhkan juga di acara makan bersama ketika syukuran menyambut musim panen. Kolo mirip sekali dengan ketupat, bahkan ada yang menyebutnya seperti lontong.

Pengolahan Kolo

Kolo diolah dengan cara dibakar yang sudah menjadi kebiasaan turun temurun warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Awalnya mereka sering mengkonsumsi umbi-umbian bakar yang kemudian kebiasaan ini juga diterapkan untuk memasak nasi. Masyarakat setempat juga lebih senang memanfaatkan alat dan bahan dari alam, termasuk bamboo dan daun pisang. Cara masak ini rupanya membuat nasi memiliki aroma khas yang menggoda selera. 

cara bakar nasi bambu tapa kolo

Tapa Kolo memiliki proses masak yang cukup rumpit. Beras dimasukan kedalam bambu muda, dengan panjang kira-kira 30 cm dan juga menggunakan daun pisang sebagai alas untuk beras dalam cetakan bambu. Di dalam bambu, beras dicampur dengan air dan bumbu-bumbu yang membuat nasi ini lebih terasa gurih.

Baca Juga : Daging Se’i NTT Memiliki Aroma dan Tekstur Yang Memorable

Untuk membuat nasi bambu ini menjadi nikmat dan gurih, masyarakat juga bisa padukan dengan santan serta bumbu kaldu. Bambu yang sudah diisi beras, air dan bumbu ini ditaruh berdiri di bara api untuk dibakar dengan memakan waktu kira-kira sekitar setengah jam.

Cara masak yang cukup unik ini memberi cita rasa yang tidak ditemukan di masakan tradisional lainnya. Jangan lupa menutup lubang termpat memasukan beras pada bambu dengan daun pisang.

Penyajian Yang Unik

Setelah matang, kolo dikeluarkan dari bambu dan digulung dengan daun pisang sebagai pembungkus dengan potangan setebal 2 cm. Ada juga yang menyajikan langsung dengan bambu. Cita rasanya semakin alami, karena dimasak dengan cara dibungkus menggunakan daun pisang yang memberikan bau bakar yang khas. 

Makanan ini masih menjadi andalan masyarakat NTT yang jarang ditemui di daerah-daerah lainnya. Kuliner khas NTT ini, umumnya satu batang nasi bambu dijual seharga Rp 50 ribu oleh masyarakat setempat nttland.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *