Desa Bena: Desa Adat Dengan Rumah Tradisional Unik Di Bajawa
Desa Bena adalah salah satu dari sekian banyak desa adat di Flores yang masih mempertahankan cara hidup tradisional mereka.
Tempat Ini terletak di Kabupaten Ngada, tepatnya di Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa Bena dikenal sebagai salah satu desa adat yang paling terjaga di Indonesia, di mana kehidupan masyarakatnya masih sangat kental dengan adat istiadat dan tradisi leluhur.
Salah satu daya tarik utama desa ini adalah rumah tradisionalnya yang unik dan bersejarah, yang menjadi simbol kebudayaan serta spiritualitas masyarakat setempat. Selain itu, desa ini juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, menjadikannya tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi bagi para wisatawan yang ingin merasakan kedamaian dan kekayaan budaya yang autentik.
Support Timnas Indonesia di Piala Dunia dengan cara nonton gratis melalui Aplikasi Shotsgoal. Segera download!

Keunikan Rumah Adat Desa Bena
Salah satu daya tarik utama dari Desa Bena adalah rumah adat yang dikenal dengan sebutan “Rumah Adat Bena” atau “Lako”. Rumah tradisional ini memiliki bentuk yang sangat khas dan unik. Dibangun dari bahan-bahan alami seperti kayu dan alang-alang, rumah adat Bena dirancang dengan arsitektur yang sangat terstruktur dan simetris.
Setiap rumah adat di Desa Bena memiliki ciri khas atap yang tinggi dan runcing, yang seolah-olah menjulang ke langit. Atap yang terbuat dari alang-alang ini tidak hanya berfungsi untuk melindungi penghuni rumah dari hujan, tetapi juga memberikan nuansa alami yang sejuk di dalam rumah.
Rumah adat Bena memiliki struktur yang sangat khas, dengan dua bagian utama: ruang depan yang digunakan untuk menerima tamu, dan ruang belakang yang digunakan untuk tempat tinggal keluarga. Pada bagian depan rumah, terdapat tiang-tiang yang kokoh yang memberikan kesan megah dan kokoh.
Tiang-tiang ini biasanya terbuat dari kayu pilihan, seperti kayu jati atau kayu ulin, yang memiliki daya tahan yang tinggi. Selain itu, rumah adat Bena juga memiliki bagian tengah yang lebih rendah, yang digunakan untuk menyimpan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Keunikan lainnya adalah rumah adat Bena dibangun dengan orientasi tertentu, di mana pintu masuk menghadap ke Gunung Inerie, yang dianggap sebagai gunung suci oleh masyarakat setempat.
Salah satu aspek yang menarik adalah penggunaan batu besar yang diletakkan di sekitar rumah adat. Batu-batu ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga digunakan sebagai simbol dari kekuatan dan ketahanan, yang mencerminkan kehidupan masyarakat Desa Bena yang tangguh dan penuh penghormatan terhadap alam.
Setiap rumah adat di Desa Bena dibangun dengan penuh perhatian terhadap detail, dan proses pembangunannya melibatkan banyak anggota komunitas, yang memperlihatkan betapa pentingnya nilai gotong-royong dan kebersamaan dalam budaya mereka.
Kehidupan Masyarakat Desa Bena
Masyarakat Desa Bena sangat menjaga tradisi dan adat istiadat yang telah ada sejak zaman dahulu. Kehidupan mereka sangat sederhana, dengan sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani atau peternak. Mereka mengolah tanah di sekitar desa untuk menanam jagung, padi, dan sayuran. Sumber daya alam yang melimpah di sekitar Desa Bena, termasuk hutan, gunung, dan sungai, memberikan kehidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Selain bertani, masyarakat Desa Bena juga dikenal sebagai pengrajin kerajinan tangan, seperti tenun ikat dan anyaman bambu. Keterampilan ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi salah satu cara mereka menjaga kekayaan budaya serta meningkatkan perekonomian desa.
Tenun ikat khas Bena, yang terbuat dari benang sutra, dikenal karena keindahan motif dan warnanya yang memikat. Setiap motif dalam tenunan tersebut memiliki makna tertentu, yang menggambarkan kehidupan dan kisah-kisah dalam masyarakat setempat. Kerajinan tangan lainnya, seperti anyaman bambu, digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga. Seperti keranjang dan tempat penyimpanan, yang juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, kehidupan sosial di Desa Bena sangat dihargai. Sistem sosial di desa ini berlandaskan pada nilai kekeluargaan dan gotong-royong. Setiap anggota masyarakat saling membantu dalam kegiatan sehari-hari, dari bertani hingga upacara adat.
Desa Bena memiliki sistem pemerintahan yang disebut dengan “Rukun Warga”, di mana setiap keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dalam menjaga keharmonisan dan kebersamaan. Setiap keputusan penting diambil secara musyawarah, dan setiap anggota masyarakat dihargai suaranya. Ini mencerminkan betapa pentingnya nilai-nilai kekeluargaan dan komunitas dalam budaya masyarakat Desa Bena.
Baca Juga: Tapa Kolo: Jejak Rasa dan Tradisi dari Jantung Manggarai NTT