Bikin Merinding! Ini Makna di Balik Tradisi Hamis Batar BTT

bagikan

Tradisi Hamis Batar bukan sekadar ritual memasak jagung. Ia adalah warisan hidup yang mengikat manusia dengan tanah, sejarah, dan dunia roh.

Bikin Merinding! Ini Makna di Balik Tradisi Hamis Batar BTT

Tradisi ini telah dijalankan secara turun-temurun selama ratusan tahun dan tetap lestari hingga kini. Setiap tahapan dalam Hamis Batar mengandung makna spiritual yang mendalam.

Apa sebenarnya isi dan makna di balik tradisi ini? Kenapa masyarakat BTT menjunjung tinggi upacara Hamis Batar, bahkan menganggapnya sebagai bagian dari harga diri komunitas? Mari kita telusuri lebih dalam .

tebak skor hadiah pulsagratis jersey timnas  

Apa Itu Tradisi Hamis Batar?

Hamis Batar secara harfiah berarti “memasak jagung,” namun jangan anggap remeh dari makna literalnya. Ini bukanlah acara masak-memasak biasa. Tradisi ini merupakan ritual adat untuk menghormati leluhur, memohon hasil panen yang baik, serta mengukuhkan hubungan antaranggota komunitas.

Ritual ini biasanya digelar setelah masa panen jagung pertama. Seluruh masyarakat akan berkumpul di rumah adat (ume kbubu), membawa jagung hasil panen, yang nantinya akan diolah dan disajikan dalam prosesi sakral.

Tidak semua orang boleh terlibat sembarangan. Hanya mereka yang diberi hak oleh adat dan sudah disucikan secara spiritual yang bisa memasak, menyajikan, dan memimpin ritual.

Yang membuatnya unik, Hamis Batar tidak hanya dilakukan sebagai bentuk syukur, tapi juga sebagai sarana untuk “memanggil roh leluhur” agar mereka tahu bahwa keturunannya masih mengingat dan menghormati keberadaan mereka. Di sinilah aura mistis ritual ini makin terasa.

Support Timnas Indonesia di Piala Dunia dengan cara nonton gratis melalui Aplikasi Shotsgoal. Segera download!

shotsgoal apk  

Proses Ritual yang Penuh Simbol

Setiap tahap dalam tradisi Hamis Batar mengandung makna tersirat yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Berikut adalah urutan prosesi sakralnya:

  • Pemilihan Jagung Pertama: Hanya jagung yang dipetik pertama dan dianggap suci yang boleh digunakan. Jika salah pilih, dipercaya bisa mengundang murka leluhur.

  • Upacara Penyucian Tempat dan Orang: Sebelum jagung dimasak, tempat dan orang-orang yang terlibat akan dibersihkan secara adat. Penyucian ini dilakukan oleh tokoh adat dengan mantra yang diwariskan turun-temurun.

  • Prosesi Memasak: Jagung dimasak dengan tungku tradisional, tidak boleh menggunakan alat modern. Proses memasak harus dilakukan tanpa mengucap kata-kata kasar. Jika ada yang melanggar, dipercaya masakan akan ‘ditolak’ roh leluhur.

  • Pemberian Sesaji ke Leluhur: Bagian pertama dari hasil masakan akan disajikan di altar kecil dalam rumah adat, diiringi doa dan pujian kepada para leluhur.

  • Makan Bersama: Setelah ritual selesai, masyarakat makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan pembagian berkat dari alam.

Konon katanya, jika prosesi dilakukan dengan tidak tulus atau dilanggar aturannya, akan ada pertanda buruk yang muncul, seperti hujan tak wajar, kegagalan panen, atau bahkan kematian mendadak.

Baca Juga: Pesona Budaya dan Tradisi Desa Bena, Nusa Tenggara Timur

Simbol Spiritual Dalam Setiap Elemen

Simbol Spiritual Dalam Setiap Elemen

Tradisi Hamis Batar bukan hanya bicara soal jagung, tetapi menyimpan simbolisme mendalam:

  • Jagung sebagai lambang kehidupan: Dalam kosmologi masyarakat BTT, jagung adalah simbol roh kehidupan, darah nenek moyang yang tumbuh dari tanah suci.

  • Ume Kbubu sebagai perut ibu: Rumah adat dianggap simbol rahim ibu, tempat awal dan akhir kehidupan. Maka, semua ritual utama dilakukan di sana.

  • Asap dari tungku sebagai penyambung dunia: Asap yang membumbung dari dapur dipercaya sebagai “sinyal” kepada para leluhur bahwa ritual sedang berlangsung dan mereka dipanggil hadir.

  • Diam dan sunyi sebagai bahasa spiritual: Sepanjang prosesi, semua dilakukan dalam keheningan penuh penghormatan. Karena bagi mereka, suara keras bisa mengganggu dunia roh.

Tradisi ini membuat siapa pun yang menyaksikannya larut dalam rasa haru dan kagum. Tidak sedikit yang mengaku merinding saat mendengar bisikan mantra atau melihat asap mengepul dari tungku.

Penghubung Dunia dan Leluhur

Yang menarik dari Hamis Batar, peran perempuan sangat sentral. Para ibu dan neneklah yang biasanya memegang tanggung jawab memasak, menyiapkan sesaji, dan mengatur jalannya prosesi.

Bukan sekadar memasak, mereka dianggap sebagai juru bicara tak langsung kepada para leluhur. Gerak-gerik mereka yang lembut, irama memasak, hingga susunan sajian semuanya memiliki aturan tersendiri.

Dalam budaya BTT, perempuan dipercaya memiliki ikatan spiritual lebih dekat dengan leluhur karena mereka adalah penerus darah dan pemelihara tanah warisan. Maka tak heran jika tradisi ini menjadi momen sakral bagi para perempuan adat untuk menunjukkan dedikasi dan penghormatan mereka.

Kesimpulan

Hamis Batar bukan sekadar ritual memasak jagung. Ia adalah warisan hidup yang mengikat manusia dengan tanah, sejarah, dan dunia roh. Dalam diamnya, ada kekuatan besar yang tak bisa dilihat mata, namun bisa dirasakan jiwa.

Tradisi ini mengajarkan kita satu hal penting: bahwa menghormati asal-usul dan menjaga hubungan dengan leluhur adalah bagian dari menjaga keseimbangan hidup.

Dan saat Anda menyaksikan upacara ini langsung, mungkin Anda akan mengerti kenapa setiap helaan asap dari dapur bisa membuat siapa pun merinding.

Cari tahu lebih banyak informasi seperti kuliner adat tari. Dan wisata wisata lainnya hanya dengan mengklik link ALL ABOUT NUSA TENGGARA TIMUR ini.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari serealia.bsip.pertanian.go.id
  • Gambar Kedua dari www.infobudaya.net

Similar Posts